Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 31 Mei 2013

Tempat Liburan Favorit Saya

By : Jessica Evelyn  Kelas 5C


Saya telah mengunjungi banyak sekali tempat di Indonesia. Pada saat liburan sekolah, saya berkunjung ke  Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Malang, Kota Batu dan Bali. Kadangkala saya berpelesir ke Singapura dan Malaysia.

Tempat berlibur yang paling saya sukai adalah Singapura dan Malaysia. Baru kali ini saya kesana, melihat kota Singapura dengan mata kepala saya sendiri, karena selama ini saya hanya melihatnya dari televisi. Kota Singapura merupakan kota yag terbersih yang pernah saya lihat, kebanyakan penduduk disana suka berjalan kaki atau naik kereta api bawah tanah (subway) kemanapun, selain untuk menghemat biaya apabila naik taxi, juga untuk berolahraga. Banyak sekali penduduk di sana, baik tua maupun muda rela membanting tulang sampai tengah malam hari  demi sesuap nasi. Saya menyewa sebuah apartemen di tengah kota, mau ke mana-mana tinggal jalan kaki. Saya juga merasakan suka duka hidup di apartemen yang kecil, mandi pun harus bergantian dengan yang lain, selesai makan atau minum harus langsung dicuci sendiri demikian juga baju. Kebetulan apartemen yang saya tempati, rata-rata penghuninya orang Indonesia yang sedang berobat ke Singapura.

Saya juga berkunjung ke kampung Cina, kampung India, bahkan ada kampung khusus untuk orang Indonesia yang tinggal disana secara permanen (tetap). Saya juga pergi ke tempat patung Singa yang terkenal disana, serta di ajak juga untuk melihat tempat judi (kasino), berhubung usia saya masih kecil, saya tidak diperkenankan masuk ke dalam kasino oleh petugas disana.

Selain itu saya juga pergi ke Malaysia, untuk ke sana saya berangkat dari  Singapura menuju ke Malaysia dengan menggunakan pesawat “Tiger Air” dengan jarak tempuh selama 1 jam. Sesampainya disana, saya dan orang tua sudah ditunggu oleh Om saya di bandara, kemudian kami keliling kota Malaysia. Saya sudah mencicipi hidangan khas Malaysia, yaitu nasi lemak. Rasanya seperti nasi uduk Indonesia hanya saja lauknya agak sedikit berbeda, lauk nya seperti masakan padang dan harus memilih sendiri untuk kemudian di hitung semua di kasir. Di Malaysia saya menginap di Hotel tengah kota, jika mau pergi atau mencari makanan, tinggal jalan kaki saja. Namun hotel tersebut ternyata tempat berkumpulnya wanita pekerja malam yang melayani tamunya di hotel tersebut juga. Kebanyakan para wanita tersebut masih terlalu muda, usia berkisar 17-20 tahun. Kasihan sekali para wanita yang bekerja di sana, melayani orang seperti budak demi mencari nafkah untuk makan dan kebutuhan hidup yang ia perlukan lainnya.
Dengan berpelesir ke luar negeri, merupakan kenangan yang tak pernah terlupakan.  Tentu saja saya kesana tidak sendirian, orang tua selalu setia mendampingi kemanapun saya pergi. Bahkan pergi ke luar kota saja seperti saat Vita mengadakan Field Trip ke Kampoeng Kidz-Batu, orangtua saya tidak membiarkan saya untuk pergi dengan teman-teman saya bersama naik Bis Kalisari. Saya naik mobil sendiri kesana dengan orangtua saya.

Tempat-tempat yang saya kunjungi di Indonesia pun tidak kalah menariknya dengan luar negeri, seperti Yogyakarta, Jakarta, Malang. Keindahan wisata Indonesia juga tidak kalah dengan luar negeri, Candi Borobudur termasuk salah satu 7 keajaiban dunia yang juga diakui oleh seluruh dunia. Sayangnya, daya tarik dari Candi Borobudur, yaitu pada bagian stupa ditutup karena sedah dibersihkan. Karena sedang di bersihkan, di harapkan semua pengunjung memakai sarung yang telah di sediakan itu. Jakarta juga merupakan ibu kota negara kita, kota yang terkenal akan macetnya, penduduknya yang sangat banyak serta banjir dimana-mana.Tapi, untung nya, saat saya mengunjungi Jakarta, saat itu tidak banjir. Lalu, Malang merupakan kota wisata di daerah pegunungan, apabila saya berlibur paling banyak mengunjungi kota Batu dan Malang, karena udaranya sangat sejuk disana, jadi mau makan terus... Seusai liburan saya ke kota Malang, berat badan saya bertambah 3 kilo! Sungguh sebuah perubahan yang sangat drastis!

Entah kapan saya akan berpelesir ke luar negeri lagi, saya harap kunjungan berikutnya membuat saya semakin terpukau oleh perubahan yang terjadi disana. Saya ingin Indonesia juga dapat berubah seperti luar negeri. Salah satu bentuk revolusi yang saya inginkan adalah Singapura dan negara tercinta saya, Indonesia bebas dari populasi kematian akibat kecelakaan yang terus meningkat setiap tahun, mengurangi kemacetan serta banjir, memberikan lowongan pekerjaan bagi tenaga kerja agar mereka tidak bekerja di luar negeri. Saya ingin impian saya segera tercapai mulai sekarang agar dapat membangun generasi yang bersinar seperti motto yang diterapkan Vita.

END


Memasak

By : Dea - Kelas 6A
Ada anak yang sangat suka memasak, namanya Meli. Ia juga baik dan suka menolong. Meli sangat mahir memasak karena orang tuanya juga menjadi koki di beberapa restoran terkenal. Setiap ada waktu kosong, ayah dan ibunya mengajarkan berbagai masakan , mulai dari masakan tradisional sampai masakan luar negeri. Karena itu, orang tuanya sangat sayang  kepadanya.  Meli berasal dari Jepang, nenek Meli sangat senang masakan Meli. Jika nenek Meli datang ke rumah pada waktu Imlek, pasti ia meminta Meli untuk memasakan mie ramen. Kata nenek, mie ramen buatan Meli sangat berbeda dari yang lain, karena Meli menambahkan bebagai lauk, contohnya udang, bakso ikan,dan yang lain.
Ketika malam, ia merasa sangat lapar. Tetapi, tidak ada makanan yang tersisa. Ia memutuskan untuk memasak, tetapi ia bingung akan masak apa untuk makan malam. Setelah lama berpikir, ia memutuskan memasak kari ayam untuk dia sendiri, nasi goreng seafood untuk ayahnya, dan sup sayur untuk ibunya. Setelah makanan itu siap untuk dimakan, Meli memakannya dengan lahap, begitu juga ayah dan ibu. Setelah makan, ia ingat harus belajar Bahasa Indonesia, karena keesokan harinya ada pengambilan nilai berpuisi. Puisi yang akan dinilai besok harus hasil karya sendiri. Meli sudah mempersiapkan sebuah puisi yang judulnya Sahabatku Tersayang.
Keesokan harinya ia bergegas mandi karena sudah jam 06.00. Biasanya, jam 06.00 ia sudah selesai mandi dan memakai seragam. Hari ini adalah hari Jum`at, anak-anak boleh memakai baju bebas atau baju batik, tetapi tidak banyak yang memakai baju batik. Meli memilih-milih baju yang akan ia pakai. Ia memilih atasan kaos biru muda bertuliskan Bali dan celana jeans panjang berwarna biru tua. Ia juga memakai kaos kaki biru muda dan sepatu olahraga putih dan pink. Sepatu itu hadiah dari ayah dan ibu sewaktu berjalan-jalan ke Singapura. Waktu itu, Meli sedang ujian akhir sekolah, jadi Meli tidak bisa ikut pergi ke Singapura.
Kebiasaan Meli selalu masak untuk sarapan. Ia memasaknya tidak terlalu pagi karena jika terlalu pagi, tentu makanan sudah tidak hangat lagi. Ia memasak berbagai masakan, kali ini memasak masakan dari Jepang, yaitu Beef Teriyaki, Ramen, dan minumannya teh hijau, tetapi karena ibu tidak menyukai teh, maka ia mengambilkan jus jeruk. Semua makan dengan lahap, karena masakan Meli sangat enak. Sekarang ayah dan ibu tidak kerepotan, karena Meli selalu membantu memasak untuk ayah, ibu, dan Meli.

Sahabat Sejati

By : Michelle - Kelas 5D
Ada 2 sahabat yang bernama Lisa dan Lina. Setiap hari, mereka selalu bersama-sama. Mereka juga saling membantu dan memperhatikan. Mereka bersahabat tanpa memandang kelemahan yang mereka miliki. Justru dengan kelemahan mereka semakin mempererat persahabatan.

Lina sangat pintar dalam olahraga. Ia pernah mendapat juara 2 dalam lomba basket di sekolahnya. Sedangkan Lisa sangat pintar dalam menggambar. Ia pernah mendapat juara 3 tingkat kecamatan. Mereka sangat berprestasi.
Suatu hari, Lina meminta Lisa untuk menggambarkan mukanya. Tetapi, Lisa tidak bisa. “Jika kamu tidak menggambarkan, kita tidak perlu bersahabat lagi,” kata Lina. Hati Lisa menjadi sedih. Lina tidak mau bicara dengan Lisa sampai ia menggambar mukanya.

Keesokan harinya, muka mereka berdua murung. Teman-teman mereka saling bertanya mengapa mereka begitu. “Mengapa kamu dan Lina tampak murung hari ini?” Tanya Siska sang ketua kelas. “Aku disuruh Lina menggambarkan mukanya tetapi aku tidak bisa. Ia tidak mau bicara denganku lagi sampai aku menggambarkan mukanya,” kata Lisa. Siska memahaminya dan menyarankan Lisa untuk menggambar sebisanya.

Malamnya, Lisa mulai memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa menggambar muka sahabatnya. Ia mengambil  sehelai kertas dan mulai menggambar. Lisa ingin menjadi teman yang terbaik untuk Lina. Pertama, ia menggambar mukanya terlebih dahulu, setelah itu badan dan kakinya. Setelah 1 jam, Lisa telah selesai dengan gambarnya. Gambar Lisa cukup bagus dan memuaskan.

Keesokan harinya, Lisa membawa gambarnya ke sekolah dengan hati gembira. Lina mencari Lisa, setelah bertemu, Lina tidak tahu bahwa  Lisa telah menggambarnya. “Maaf bila gambarku tidak terlalu sempurna, tetapi aku telah berusaha semampuku,” kata Lisa kepada Lina sambil memberikan selembar kertas berisi gambar. Lina pun memerimanya dan melihatnya. Seketika itu, Lina menangis terharu melihat sahabatnya yang baik itu. “Lis, maafkan aku ya karena aku telah memarahimu kemarin,” kata Lina menyesal. “Aku sudah memaafmu walaupun kamu marah dengan aku,” kata Lisa. Akhirnya, mereka berdua saling memaafkan atas kesalahan yang telah mereka perbuat. 

Kamis, 30 Mei 2013

Anjing Yang Nakal

By : Angela Kelas 5D



Keluarga Bapak Willy menginginkan anak anjing.Teman Bapak Willy mempunyai anak anjing .Dia memberikannya kepada keluarga Bapak Willy.Teman Bapak Willy mengantar anak anjing itu ke rumah Bapak Willy.

Setelah dipikir-pikir oleh keluarga Pak Willy anjing itu dinamakan Joe.keluarga Pak Willy senang karena mendapat anak anjing.Tapi anjing itu nakal sekali.Tapi keluarga Pak Willy terus bersabar.Karena butuh waktu untuk mendidiknya.

Setelah beberapa hari anjing itu semakin nakal. Dia suka menggigit dan mencakar mereka. Akhirnya Pak Willy marah dan mengembalikan anjing itu ke teman Pak Willy. Teman Pak Willy bertanya kenapa dikembalikan? Pak Willy berkata iya karena dia membuat tangan saya sakit digigit dia. Temannya pun berkata memang seperti itu karena dia masih kecil jadi giginya agak gatal. ooo jadi sepeti itu kata Bapak Willy. kalau seperti itu boleh saya meminta anjing yang sudah besar?

Boleh. Anjing apakah itu? itu anjing Labrador. Siapa namanya?  Bethoven. Namanya bagus kalau begitu saya boleh ambil sekarang? Boleh. Akhirnya keluarga Pak Wily merawat bethoven sampai besar.

Monyet yang Nakal

By : Evelyn Winarko Kelas 5


Ada 2 ekor monyet di rumah Dimas. Monyet-monyet itu sangat lucu. Monyet yang pertama bernama Dahlia. Monyet yang kedua bernama Dika. Kukira, Dahlia dan Dika adalah teman yang selalu ingin berbagi. Dahlia dan Dika adalah monyet yang sangat lucu.

Suatu hari, Dimas membeli lagi dua monyet baru. Monyet monyet itu terlihat nakal. Dimas sangat sayang kepada dua monyet baru yang dibeli oleh Dimas. Kedua monyet tersebut diberi nama Desi dan Edward. Desi dan Edward selalu mencari akal untuk menjahili Dahlia dan Dika.

Pada saat saya datang untuk memberi makan Dahlia dan Dika, Desi dan Edward datang dan mengambil makanan tersebut. Saya sangat marah lalu melaporkan semua kejadian tersebut pada Dimas. Dimas hanya tersenyum dan semakin lama menjadi tertawa.

Keesokan harinya, Dimas memberi tahu saya alasan Desi dan Edward sangat nakal. Ternyata, Desi dan Edward adalah monyet liar.akhirnya saya tahu. Saya akhirnya menyayangi mereka semua.. Sedangkan Desi dan Edward  menjadi baik pada Dahlia dan Dika.

Raja Singa yang Jahat

By: Bryan Justine Kelas 5D 


Suatu hari, terdapat raja singa yang jahat. Ia tinggal di kerajaan. Ia mengambil pajak yang banyak sekali dari rakyatnya serta tidak memberi rakyatnya makanan. Di malam hari, raja singa itu tidak bisa tidur. Tupai pun ingin sekali membantu, tetapi ia menunggu waktunya. Sekian lama singa itu tidak bisa tidur dan meminta bantuan rakyatnya.

Tapi rakyat tidak mempedulikan dia. Kancil berkata, “Biar saja tidak bisa tidur, salahnya sendiri, jahat!” Singa meminta bantuan kancil. Kancil berkata,“Aku tidak bisa karena aku tidak punya ramuan.” Singa pun marah. Singa berkata,“Siapa yang tidak membantu akan kucabik – cabik.” Semuanya menjadi ketakutan.

Burung hantu yang pintar saja tidak bisa. Singa pun bertambah marah. Akhirnya , singa mengirim pasukan untuk membunuh semua rakyatnya. Tupai mencari akal dengan membuat suatu ramuan untuk menidurkan singa. Tiba saatnya tupai bertemu dengan singa. Ia mengoleskan ke matanya. Lalu tupai  menyanyikan lagu Ninabobo dan singa tertidur. Sehingga seluruh rakyatnya bisa menyelamatkan diri masing-masing sebelum singa yang jahat itu terbangun.

Dengan demikian, kecerdikan tupai dapat menggagalkan niat jahat singa.

Hadiah Terindah

By: Ekin Njotoatmodjo  Kelas 5D

 

Ramli adalah mahasiswa di sekolah negeri. Setiap hari,ia bekerja sebagai pencuri di jalan jalan yang sepi dan gelap. Ia melakukan aksi pencuriannya bersama teman- temannya.

Pada Hari Ibu, Ramli bingung ingin memberikan sesuatu kepada ibunya. Jika ia memberikan uang atau barang, ibunya pasti tidak senang karena itu berasal dari uang yang haram.

Ramli berjalan di sebuah pemukiman kumuh. Ramli melihat seorang anak mengacak-acak tong sampah. Anak itu menemukan kotak berisi manik-manik bekas dan memberikannya pada ibu anak itu. Ibu anak itu sangat senang menerimanya.

Ramli juga melihat anak perempuan yang mencari kertas bekas. Lalu anak itu menggambar di kertas itu dengan menggunakan krayon bekas yang ia temukan. Anak itu membuat kartu Hari Ibu. Ibu anak itu sangat senang menerimanya.

 Ramli akhirnya pulang ke rumah. Ia memeluk ibunya dan berkata,”Ibu, saya tidak memberikan uang atau barang yang haram. Ibu, saya ingin bertobat. Saya tidak ingin mencuri lagi.” Ibunya pun senang dan berkata,”Hadiah terindah bagi ibu bukanlah soal barang atau uang, tetapi apakah hadiah itu diberikan dengan hati yang tulus. Dan hadiahmu merupakan hadiah terindah yang pernah ibu terima.” 


Dark Greeting

Oleh : Robin Ravisuteja - Grade 8

 

 America Brooklyn. 31st October 2013. 

Exactly 12 am midnight. A fine dry day.Levy’s Apartment. Double storied room number 635. Room in the upper level. Open the door that’s on the most left part of the wall in the hall,and you’ll see me,using a telescope,pointing it to a light place outside. That place has been  lighting up like golden laser for like,these past 7 days,and there are rumors of missing people who vanish mysteriously with a trace of watery,wrinkled peeled skin on top of their house’s rooftops. And that scares me a lot,some of my friends at school has gone missing. But for no reason,I feel that I have to go to the lit up place,to find out why. “And so,faith with no doing is useless...”I remember those words from the Bible. If I happen to pass curfew and caught by policemen,I’m okay,but I feel that I have to go there. So,like a ninja,I sneaked through the hall,out of my room,thankfully my parents are sleeping. Then I went down using the emergency stairs. I finally got out of Levy’s Apartment. Like a boss!

The light just gets bigger and brighter. I walk slowly and carefullly. I don’t see many people in the middle of the road,except for one guy who screams very...zombielike? Maybe because of a disease or something? So I walk slowly and sneakingly to the place. What is this?

Rabu, 29 Mei 2013

Terjebak

Oleh : Felicia Wulandari - grade 8

 “Aku tak terpikir akan menjadi begini...,” kataku sambil melihat jendela kapal selam.
“Tentu saja tidak! Siapa kira ada gurita raksasa di sini,” teriak temanku, Kate. Aku terus memandangi gurita raksasa itu mengejar kami. Cepat atau lambat, jika tidak terjadi keajaiban, kami akan mati di sini dimakan gurita itu

Empat jam yang lalu aku sedang meneliti seekor Blue Whale yang terdampar di pantai. Sekarang aku terjebak di dalam kapal selam yang akan dimakan gurita. Mari kuceritakan kisahku yang menggemparkan ini.

Aku adalah salah seorang peneliti fauna-fauna laut di Amerika Selatan. Sekarang aku berada di salah satu pantai di sana. Seperti yang kukatakan, empat jam yang lalu aku sedang meneliti seekor paus, Blue Whale di pantai. Paus itu sudah mati terdampar beberapa jam yang lalu. Kami belum bisa memindahkannya karena tidak memiliki alat dan juga karena ukuran paus itu. Paus itu panjangnya lebih dari 10 meter dan beratnya lebih dari 5 ton. Aku sedang membuat laporanku ketika rekan kerjaku, Kate datang berlarian ke arahku sambil mengayun-ayunkan papan tulis kecilnya. “Berita bagus! Kita diperbolehkan meminjam kapal selam!”. Kate terlihat sangat bersemangat. Sebuah senyum jelas-jelas terlihat di mukanya. “Kita akan berangkat dalam 15 menit. Temui aku di gedung itu, ok?” “Baiklah.” Lalu Kate berjalan pergi menuju gedung itu, sedangkan aku kembali ke mobil yang kami kendarai untuk mengambil tas kecilku. Aku melihat jam tanganku yang menunjukkan jam 11 kurang 10 menit. Lalu aku bergegas ke gedung yang ditunjuk Kate tadi.

Gedung itu terlihat tidak terlalu besar dari luar. Aku berjalan memasuki gedung itu dan betapa terkejutnya aku. Ternyata ada lorong menuju laut, tepatnya ke dasar laut. Aku mencari-cari wajah Kate di tengah-tengah kerumunan orang dan aku menemukannya. Ia sedang berbicara dengan seorang laki-laki memakai kemeja dan celana panjang putih. Ia memegang topi yang biasanya digunakan marinir di tangan kirinya. Kate lalu mengalihkan pandangannya ke arahku. “Chris, laki-laki inilah yang akan mengantar kita ke dasar laut. Perkenalkan, John – Christine. Christine – John.” “Senang bertemu denganmu.” kataku sambil menjabat tangannya. “Senang bertemu denganmu juga.” balasnya.

3 Hati, 2 Cinta, 1 Luka

Oleh : Patricia Anais - Grade 8

Juli 2009, Surabaya

"Chris, kenalin, ini pacarku Elena. Kita ketemu bulan lalu di Starbucks," ujar Sam dengan bangga. Ia tengah menggandeng seorang gadis semampai berambut panjang kecoklatan. Chris pun kontan berkata, "Wah, selamat ya...longlast! Kok bisa jadian?"

  "Iyaa, jadi, waktu Elena lagi ngambil pesenan, aku gak sengaja nabrak dia. Terus kopinya tumpah. Akhirnya aku beliin dia kopi baru, terus kenalan deh," Sam masih dengan semangat menceritakan kisahnya. Maklum, baru dapet pacar. Tapi gadis itu masih diam saja, hanya sesekali mengangguk-angguk dan tersenyum tipis. Mungkin dia pemalu, pikir Chris. Karena ia merasa kasihan dengan Elena, beberapa saat kemudian akhirnya ia mengakhiri pembicaraan dan berdalih ia harus pergi karena ada janji temu dengan seorang teman.

           Beberapa bulan kemudian, Elena mulai sering datang ke apartemen mereka. Karena Chris dan Sam tinggal bersama, Chris yang biasanya menemani Elena menunggu Sam pulang. Elena yang ia kira pemalu itu ternyata orangnya sangat ceria dan cerewet. Ia tak sungkan bercanda dengan Chris sambil mencubit-cubit pipinya. Bahkan kadang-kadang Chris sudah "muntab" dengan kelakuannya, tapi ia masih saja tertawa terbahak-bahak seakan-akan Chris adalah Raditya Dika yang sedang melawak.
Walau kadang-kadang Chris masih jengkel dengan kelakuan Elena, tapi lama-lama ia terbiasa juga. Pernah ia bertanya kepada Sam, "Sam, kamu ngerasa nggak sih, kalo Elena itu cereweeet banget?" "Ya, emang dia orangnya gitu. Tapi itu yang aku suka dari dia. Rasanya dia kayak nggak pernah sedih, tapi ceria terus," jawab Sam sambil tersenyum simpul.
           Tapi, seiring dengan berjalannya waktu, Chris juga mulai merasa "sayang" dengan Elena. Rasanya belum lengkap harinya kalau ia belum mendengar tawa renyahnya atau candaan-candaannya yang kadang nyeleneh. Elena sudah seperti sahabatnya sendiri.