Diberdayakan oleh Blogger.

Jumat, 31 Mei 2013

Sahabat Sejati

By : Michelle - Kelas 5D
Ada 2 sahabat yang bernama Lisa dan Lina. Setiap hari, mereka selalu bersama-sama. Mereka juga saling membantu dan memperhatikan. Mereka bersahabat tanpa memandang kelemahan yang mereka miliki. Justru dengan kelemahan mereka semakin mempererat persahabatan.

Lina sangat pintar dalam olahraga. Ia pernah mendapat juara 2 dalam lomba basket di sekolahnya. Sedangkan Lisa sangat pintar dalam menggambar. Ia pernah mendapat juara 3 tingkat kecamatan. Mereka sangat berprestasi.
Suatu hari, Lina meminta Lisa untuk menggambarkan mukanya. Tetapi, Lisa tidak bisa. “Jika kamu tidak menggambarkan, kita tidak perlu bersahabat lagi,” kata Lina. Hati Lisa menjadi sedih. Lina tidak mau bicara dengan Lisa sampai ia menggambar mukanya.

Keesokan harinya, muka mereka berdua murung. Teman-teman mereka saling bertanya mengapa mereka begitu. “Mengapa kamu dan Lina tampak murung hari ini?” Tanya Siska sang ketua kelas. “Aku disuruh Lina menggambarkan mukanya tetapi aku tidak bisa. Ia tidak mau bicara denganku lagi sampai aku menggambarkan mukanya,” kata Lisa. Siska memahaminya dan menyarankan Lisa untuk menggambar sebisanya.

Malamnya, Lisa mulai memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa menggambar muka sahabatnya. Ia mengambil  sehelai kertas dan mulai menggambar. Lisa ingin menjadi teman yang terbaik untuk Lina. Pertama, ia menggambar mukanya terlebih dahulu, setelah itu badan dan kakinya. Setelah 1 jam, Lisa telah selesai dengan gambarnya. Gambar Lisa cukup bagus dan memuaskan.

Keesokan harinya, Lisa membawa gambarnya ke sekolah dengan hati gembira. Lina mencari Lisa, setelah bertemu, Lina tidak tahu bahwa  Lisa telah menggambarnya. “Maaf bila gambarku tidak terlalu sempurna, tetapi aku telah berusaha semampuku,” kata Lisa kepada Lina sambil memberikan selembar kertas berisi gambar. Lina pun memerimanya dan melihatnya. Seketika itu, Lina menangis terharu melihat sahabatnya yang baik itu. “Lis, maafkan aku ya karena aku telah memarahimu kemarin,” kata Lina menyesal. “Aku sudah memaafmu walaupun kamu marah dengan aku,” kata Lisa. Akhirnya, mereka berdua saling memaafkan atas kesalahan yang telah mereka perbuat. 

0 komentar:

Posting Komentar