Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 29 November 2011

Waspada Gangguan Kesehatan Saat Musim Hujan

Musim penghujan telah tiba dan hujan mulai turun hampir diseluruh kota di Indonesia selama dua bulan terakhir ini. Musim yang dipengaruhi oleh bertiupnya angin muson barat ini berlangsung setiap tahun pada bulan Oktober hingga bulan April. Pergantian musim ini tentu juga berpengaruh pada keadaan cuaca dan kondisi lingkungan yang ada, dimana suhu lingkungan menjadi lebih dingin, kelembapan udara meningkat, dan curah hujan yang tinggi. Perubahan cuaca dan lingkungan pasti akan mempengaruhi kondisi tubuh dan kesehatan. Ada beberapa gangguan kesehatan yang perlu diwaspadai saat musim penghujan tiba, antara lain :



1. Hipotermia (Tubuh kehilangan panas)
Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh dibawah derajad normal. Suhu normal manusia bekisar 37°C. jika suhu tubuh berada dibawah 35°C, maka orang tersebut dinyatakan mengalami hipotermia. Suhu lingkungan yang dingin akan membuat tubuh kehilangan panas, dan reaksi yang timbul secara otomatis adalah berusaha menghasilkan lebih banyak panas dengan gemetar. Gemetar atau menggigil secara terus-menerus merupakan kunci dari gejala hipotermia. Pada tahap ini penderita hipotermia akan merasa tidak nyaman dan menderita. Jika pendinginan berlanjut, akan timbul kebingungan mental, kemudian ada keinginan yang sangat kuat untuk tidur, dan akhirnya terjadi koma. Koma terjadi ketika suhu tubuh mendekati 32°C. Ketika suhu turun menjadi 30°C, hipotalamus (organ yang terletak di bawah otak) kehilangan kemampuannya untuk mengatur suhu tubuh; aktivitas sel dan kecepatan pernapasan melambat, dan pasokan oksigen ke sel berkurang. Detak jantung normal digantikan oleh kondisi yang disebut fibrilasi, yaitu otot jantung bergerak, tetapi tidak benar-benar memompa darah.

Penyebab tubuh kehilangan panasnya antara lain tidak menggunakan pakaian yang cukup hangat saat udara dingin, terlalu lama berada di tempat dingin, memakai pakaian yang basah terlalu lama dan penggunaan pendingin ruangan yang terlalu dingin. Pada musim penghujan ini, hipotermia bisa terjadi jika seseorang terkena curahan air hujan secara langsung dan tidak segera mengeringkan tubuhnya. Hal ini dapat terjadi karena air merupakan penghantar panas yang baik bagi tubuh sehingga panas tubuh akan hilang lebih cepat pada air dingin dibanding udara dingin.
   
2.  Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh salah satu dari empat stereotipe virus dari genus Flavivirus, family Flaviviridae, dan disebarkan pada manusia oleh nyamuk Aedes Aegypti. DBD merupakan penyakit yang rutin menyerang saat musim pancaroba atau musim penghujan, terutama di wilayah tropis. Nyamuk aedes ini hidup dan berkembangbiak pada tempat-tempat penampungan air bersih yang tidak berhubungan langsung dengan tanah, seperti bak mandi atau WC, minuman burung, air tempayan atau gentong, kaleng dan ban bekas. Hanya nyamuk betina yang menggigit dan menghisap darah manusia untuk mematangkan telurnya. Tempat istirahat yang disukainya adalah benda-benda yang tergantung yang ada di dalam rumah, seperti gordin, kelambu, baju di kamar yang gelap dan lembap.

Tanda-tanda dan gejala dari demam berdarah, antara lain :

1) Demam tinggi 39-40°C selama 5-7 hari dan dapat disertai dengan menggigil. Demam yang terjadi pada DBD adalah demam bifasik atau siklus pelana kuda, yaitu demam tinggi di awal, lalu sempat turun menjadi normal di tengah, kembali tinggi lagi dan baru turun saat penderitanya sembuh.
2) Nyeri pada otot, sendi, punggung, dan bola mata yang semakin meningkat jika digerakkan.
3) Ruam yang dapat timbul saat awal panas, yaitu bercak-bercak kemerahan pada daerah muka, leher, dan dada.
4) Jumlah trombosit menurun drastis hingga pasien dianggap afebril.
5) Terjadi pendarahan kecil kecil di kulit (petekiae), agak besar dikulit (ekimosis), gusi, hidung, dan kadang-kadang dapat terjadi pendarahan massif yang dapat berakhir dengan kematian.

Pada musim penghujan ini, kebersihan lingkungan sekitar tempat tinggal perlu diperhatikan. Perlu diwaspadai juga barang-barang bekas yang dapat menampung genangan air hujan, karena genangan tersebut dapat menjadi sarang bagi nyamuk aedes untuk berkembang biak. Menguras bak-bak air dan menaburkan bubuk abate dapat menjadi upaya preventif untuk mencegah penyakit ini.
3. Chikungunya
Chikungunya adalah sejenis demam virus yang disebabkan oleh alphavirus yang disebarkan oleh gigitan nyamuk dari spesies aedes aegypti. Meskipun penyebabnya sama dengan penyebab penyakit aedes, penyakit chikungunya tidak mematikan. Selain karena perubahan iklim, penyakit ini muncul di daerah yang lingkungannya kurang bersih. Pencegahan penyakit ini pun hampir sama dengan pencegahan penyakit DBD, yaitu memberantas sarang nyamuk aedes aegypti.

Gejala penyakit ini hampir sama seperti DBD, namun tidak ada pendarahan hebat, syok, maupun kematian. Tubuh akan mengalami demam mendadak hingga 39°C selama 4-7 minggu setelah gigitan nyamuk. Terasa nyeri pada persendian terutama sendi lutut, pergelangan, jari kaki dan tangan, serta tulang belakang yang disertai ruam pada kulit. Demam dan pusing disertai sakit dan ngilu pada persendian ini dapat menyebabkan lumpuh sementara, selama satu sampai tujuh hari.

4. Influenza
Influenza (flu) adalah suatu infeksi virus yang menyebabkan demam, hidung meler, sakit kepala, batuk, tidak enak badan (malaise) dan peradangan pada selaput lendir hidung dan saluran pernafasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A atau B yang ditularkan melalui air liur terinfeksi yang keluar pada saat penderita batuk atau bersin; atau melalui kontak langsung dengan sekresi (ludah, air liur, ingus) penderita.

Kedinginan biasanya merupakan petunjuk awal dari influenza dan gejalanya timbul dalam waktu 24-48 jam setelah terinfeksi dan bisa timbul secara tiba-tiba. Pada beberapa hari pertama sering terjadi demam, bisa sampai 38,9-39,4°C. Pada awalnya gejala saluran pernafasan relatif ringan, berupa rasa gatal di tenggorokan, rasa panas di dada, batuk kering dan hidung berair. Kemudian batuk akan menghebat dan berdahak dan kulit terasa hangat dan kemerahan, terutama di daerah wajah. Mulut dan tenggorokan berwarna kemerahan, mata berair dan bagian putihnya mengalami peradangan ringan. Penderita akan merasakan sakit dan nyeri di seluruh tubuhnya, terutama di kepala, punggung, tungkai. Setelah 2-3 hari sebagian besar gejala akan menghilang dengan segera dan demam biasanya mereda, meskipun kadang demam berlangsung sampai 5 hari. Influenza merupakan penyakit serius, tetapi sebagian besar penderita akan kembali sehat dalam waktu 7-10 hari. 

5. Diare
Diare merupakan penyakit gangguan pencernaan yang disebabkan oleh bakteri yang bersumber dari makanan dan sanitasi yang kurang baik. Penyebab diare yang utama berasal dari bakteri seperti E-coli, Salmonella dan Staphylococcus yang tersebar baik dari udara, makanan maupun minuman. Diare tentu saja sangat erat kaitannya dengan kurangnya kebersihan lingkungan, oleh sebab itu biasanya diare akan sangat mudah menyerang anak-anak.

Gejala diare adalah frekuensi buang air besar yang melebihi normal, tinja yang menjadi encer, sakit perut, dan badan menjadi lemas. Diare juga dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga diare seringkali disertai dengan dehidrasi (kekurangan cairan).

Diare dapat dicegah dengan memperhatikan makanan dan minuman yang masuk ke tubuh kita. Makanan dan minuman yang kita konsumsi harus bersih, matang, dan terbebas dari kontaminasi lalat, kecoa, tikus dan sebagainya. Yang utama adalah selalu menjaga kebersihan di lingkungan Anda (buang sampah pada tempatnya, memberishkan selokan, dan sebagainya).

6.  Cacingan
Cacingan merupakan penyakit khas daerah tropis dan sub-tropis, dan biasanya meningkat ketika musim hujan. Pada saat tersebut, sungai dan kakus meluap, dan larva cacing menyebar ke berbagai sudut yang sangat mungkin bersentuhan dan masuk ke dalam tubuh manusia. Cacing juga dapat masuk ke tubuh manusia melalui kulit (pori-pori). Dari tanah, misalnya lewat kaki anak telanjang yang menginjak larva atau telur cacing. Bisa juga larva cacing masuk melalui pori-pori yang biasanya ditandai dengan munculnya rasa gatal.Larva cacing yang masuk ke dalam tubuh perlu waktu 1-3 minggu untuk berkembang. Cacing yang biasa “menyerbu” tubuh manusia adalah cacing tambang, cacing gelang, dan cacing kremi.

Cacing yang masuk ke tubuh dapat menetap di paru-paru, usus, hati, bahkan mata. Ketika cacing menggigit dinding usus, ia bertelur dengan cepat di usus, dan mereka memecah makanan sebagai nutrient untuk hidup dan berkembang biak di usus. Sehingga gejala yang mungkin timbul seperti rasa mual, lemas, hilangnya nafsu makan, rasa sakit di bagian perut, diare, serta turunnya berat badan karena penyerapan nutrisi yang tidak mencukupi dari makanan.

Infeksi cacing ini dapat dicegah dengan memperhatikan kebersihan diri, yaitu dengan membiasakan membersihkan tangan dengan sabun, sebelum makan, seusai makan, atau setelah bermain, khususnya di luar rumah; memotong kuku anak secara teratur, kuku panjang bisa menjadi tempat bermukim larva cacing; jangan terbiasa memasukkan tangan ke dalam mulut dan selalu memakai sandal atau sepatu setiap kali beraktivitas di luar rumah.

0 komentar:

Posting Komentar