By : Michelle - Kelas 5D

Lina sangat pintar dalam olahraga. Ia pernah mendapat juara 2 dalam lomba basket di sekolahnya. Sedangkan Lisa sangat pintar dalam menggambar. Ia pernah mendapat juara 3 tingkat kecamatan. Mereka sangat berprestasi.
Suatu
hari, Lina meminta Lisa untuk menggambarkan mukanya. Tetapi, Lisa tidak
bisa. “Jika kamu tidak menggambarkan, kita tidak perlu bersahabat
lagi,” kata Lina. Hati Lisa menjadi sedih. Lina tidak mau bicara dengan
Lisa sampai ia menggambar mukanya.
Keesokan harinya, muka mereka berdua murung. Teman-teman mereka saling bertanya mengapa mereka begitu. “Mengapa kamu dan Lina tampak murung hari ini?” Tanya Siska sang ketua kelas. “Aku disuruh Lina menggambarkan mukanya tetapi aku tidak bisa. Ia tidak mau bicara denganku lagi sampai aku menggambarkan mukanya,” kata Lisa. Siska memahaminya dan menyarankan Lisa untuk menggambar sebisanya.
Keesokan harinya, muka mereka berdua murung. Teman-teman mereka saling bertanya mengapa mereka begitu. “Mengapa kamu dan Lina tampak murung hari ini?” Tanya Siska sang ketua kelas. “Aku disuruh Lina menggambarkan mukanya tetapi aku tidak bisa. Ia tidak mau bicara denganku lagi sampai aku menggambarkan mukanya,” kata Lisa. Siska memahaminya dan menyarankan Lisa untuk menggambar sebisanya.

Keesokan harinya, Lisa membawa gambarnya ke sekolah dengan hati gembira. Lina mencari Lisa, setelah bertemu, Lina tidak tahu bahwa Lisa telah menggambarnya. “Maaf bila gambarku tidak terlalu sempurna, tetapi aku telah berusaha semampuku,” kata Lisa kepada Lina sambil memberikan selembar kertas berisi gambar. Lina pun memerimanya dan melihatnya. Seketika itu, Lina menangis terharu melihat sahabatnya yang baik itu. “Lis, maafkan aku ya karena aku telah memarahimu kemarin,” kata Lina menyesal. “Aku sudah memaafmu walaupun kamu marah dengan aku,” kata Lisa. Akhirnya, mereka berdua saling memaafkan atas kesalahan yang telah mereka perbuat.
0 komentar:
Posting Komentar